HHmmm buat yang belum pernah jalan-jalan ke luar negeri, pasti deh pengen. Bahkan waktu kecil ada yang pernah bercita-cita jadi pramugari hanya supaya bisa jalan-jalan ke luar negeri gratis, iya gak?? ngaku aja deh... pasti iya. Kalo saya sih...sudah pasti gak bisa jadi pramugari karena postur tubuh yang gak mendukung (padahal hanya kurang 2 cm! hehehe). Harapan lain, ya ketika bekerja...berharap dikirim oleh perusahaan tempat saya bekerja untuk biz trip ke luar negeri. Tapi sampai sekarang walaupun udah hampir 10 tahun bekerja, gak pernah sekalipun dikirim biz trip atau training atau apapun itu ke luar negeri...kacian deh...
Untungnya ada low cost carrier yang sekarang ini jumlahnya juga semakin bertambah sehingga keinginan saya untuk jalan-jalan menjadi lebih mudah terwujud.
Saya yakin, orang Indonesia yang belum pernah ke luar negeri pasti akan memilih Singapore sebagai tujuan. Mengapa? pertama karena letaknya yang dekat, kotanya yang modern dan kesamaan musim. Dan....yang paling penting ada banyak maskapai murah yang yang melayani rute Jakarta-Singapore bahkan ada yang 7X sehari!! Tahu dong yang mana??
Begitu juga saya! Kunjungan saya pertama saya ke luar negeri ya ke Singapore pada tanggal 7-9 Agustus 2006. Pede-nya saya, walaupun baru kali pertama pelesir ke luar negeri saya bawa rombongan 8 orang. Bak seorang travel advisor prefesional saya yang menghandle semuanya, dari mulai pemesanan tiket, hotel, menyusun budget dan itinerary. Modal saya hanya satu: tanya om google haha dan voilaa...kami pun siap berangkat.
Th 2006 karena masih harus bayar fiskal maka untuk menghemat biaya sudah pasti saya pilih jalur Batam yang hanya mengharuskan saya membayar Rp. 500 ribu untuk fiskal. Dari Jakarta saya juga naik si murah (tiket promo-nya cuma Rp. 350rb PP) dengan perbangan paling pagi. Di Batam, dengan bantuan seorang kawan yang baik hati, kami dijemput dan dibawa keliling Batam sebentar sampai makan siang baru kemudian diantar ke Batam Centre untuk menyebrang ke Singapore. Tiket Ferry hanya seharga S$15 PP ditambah port tax (Batam + HF) sebesar S$13, setelah urusan tiket selesai, kemudian membayar fiskal, melalui proses imigrasi dan boarding menunggu keberangkatan Ferry. Perjalanan dengan Ferry kurang lebih 1 jam sampai di Harbourfront.
Hari 1
Tiba di Harbourfront, rencana pertama adalah mengunjungi Sentosa Island yang letaknya berdekatan. Untungnya di Harbourfront ada penitipan koper sehingga kamipun tidak perlu repot-repot membawa koper kami, hehehe kebayang kan ribetnya kalo harus geret-geret koper. Tarifnya S$5 untuk 1 koper sampai jam 8 malam paling telat. Dengan mengunjungi Sentosa Island terlebih dahulu dapat menghemat waktu, karena kami hanya memiliki waktu 2 hari untuk jalan-jalan di Singapore dan untuk kami yang baru pertama kali ke sini huaaa mana cukup?? begitu banyak yang ingin dilihat....
Dari HF menuju Sentosa Island (waktu itu) ada 2 cara: naik orange bus atau naik cable car, kami memilih naik cable car yang terminalnya ada di gedung sebelah. Di loket tersedia paket-paket yang dapat dipilih. Dengan paket seharga S$ 59.9 kami mendapatkan 2 way cable car, sky tower, Jewel Box di Mount Faber, dan sudah termasuk transport dan tour guide! Jadi kami gak perlu ngantri bus-bus yang memang disediakan untuk keliling pulau Sentosa.
Ada kejadian lucu di sini, berbekal info dari om google paket yang sebenernya saya inginkan adalah Imbiah Surprise Package seharga hanya $55.5 tetapi ternyata tidak tertera di sana. Beda-nya lumayan $4,4X9 orang jadi $39.6! maka-nya begitu saya lihat lho kok beda ya?? kok gak ada ya? duh gimana nih...saya jelas-jelas baca dan saya print segala, jadi bingung sendiri. Akhirnya karena sudah tanggung ya udah deh beli aja paket yang ada, yang lain juga setuju aja. Ternyata oh ternyata...saya antri di loket tour operator ya terang aja yang dipajang di sana paket-paketnya dia...sebenernya bisa aja saya minta paket yang Imbiah Surprise Package, yang merupakan paket yang ditawarkan oleh Sentosa Islandnya langsung...oalah..
Setelah dari Sentosa Island, kami menuju pusat kota. Beli EZ Link seharga S$15 yang dapat dipakai untuk MRT dan Bus. Tujuan kami adalah Hotel Supreme di Kramat Rd. Hotel ini kami pilih karena paling murah untuk Orchard Area walaupun menurut kami dengan status sebagai bintang 3, hotel ini gak murah juga dibandingkan dengan apa yang didapat , gak imbang gitu..(numpang iklan: sekarang ada pilihan lain utk budget accomodation, detail lengkap bisa cek di www.sewaapartemensingapore.com). Kami harus berjalan kaki kira-kira 15 menit dari Dhoby Gaut MRT ke hotel. Keluar Plaza Singapura, berjalan ke arah kanan, melewati Istana sampai di per-empatan nyebrang dan berjalan menyusuri samping Le Meredian Hotel (sekarang Concorde Hotel) ke arah belakang lalu belok kiri, berjalan sedikit sampai deh di Hotel Supreme.
Setelah istirahat sebentar dan mandi, acara selanjutnya adalah acara bebas. Sebagian besar rombongan memilih jalan-jalan di Orchard Rd. saya dengan 2 orang teman, kami pergi mengunjungi Mustafa Centre, toko serba ada yang buka 24 jam di Little India. Karena ini tidak termasuk dalam itinerary yang saya susun jadi saya tidak mengumpulkan informasi detail. Kali ini saya mengandalkan teman saya yang sudah beberapa kali ke Singapura, kami berangkat naik taksi. Sampai di Little India kami menyempatkan makan di salah satu resto India yang ada di sana. Karena ditraktir saya lupa habis berapa hehe tapi seingat saya sih cukup murah. Setelah kenyang, kami berjalan menuju Mustafa Centre, dan memang benar-benar toko serba ada. Toko-nya besaarrr dan lengkap...semua ada dari barang elektronik, tekstil, kebutuhan sehari-hari, perhiasan, obat-obatan, de el el deh. Karena budget saya terbatas akhirnya saya hanya membeli 3 kotak Ahmad tea rasa mint, lemon dan apel, 2 lempeng plastik gantungan kunci, 1 kaos bertuliskan Singapore dan 1 buah patung merlion untuk melengkapi koleksi saya(saya mengkoleksi landmark kota/negara yang pernah saya kunjungi). Cukup lama kami menghabiskan waktu di Mustafa dan setelah membayar seluruh belanjaan kami pun keluar. Penderitaan kami dimulai, karena jam sudah menunjukan waktu pukul 9.30 malam dan kami sudah menunggu lebih dari 20 menit tapi tidak ada satupun taksi yang kosong, kalaupun ada tidak mau distop. Akhirnya kami berjalan ke arah jalan yang lebih besar dengan harapan lebih banyak taksi yang lewat. Saya menyarankan agar kami mencari statiun MRT terdekat saja, tapi teman saya tidak setuju karena dia juga gak begitu ngeh harus ke arah mana dari tempat kami menunggu taksi. Akhirnya setelah menyetop berkali-kali ada juga taksi yang mau berhenti dan mengantar kami pulang ke hotel dengan selamat. Ah...pegelll-nya hari ini.
Hari 2
Setelah sarapan seadanya, sesuai itinerary yang telah disusun, kami pergi
mengunjungi Spore Zoo. Karena ini perjalanan hemat maka kami sebisa mungkin menggunakan transportasi umum, selain untuk penghematan juga untuk memuaskan hati mencoba naik-turun MRT yang tentu-nya gak bisa ditemukan di Jakarta. Dalam perjalanan menuju Ang Mo Kio Station, kami membayangkan kalo saja KRL di Jakarta senyaman dan secepat MRT yang kami sedang naiki ini, kapan ya Jakarta punya transportasi massal yang bisa diandalkan?? Tidak sampai 20 menit kemudian, kami sudah sampai di Ang Mo Kio dan hanya dengan mengikuti petunjuk arah kami melanjutkan dengan menggunakan bus no. 138 untuk sampai di Spore Zoo. Itulah hebatnya Singapore, negara kota ini amat sangat tourist-friendly dalam hal informasi dah petunjuk arah hehe...kami bisa sampai tanpa nyasar dan tanpa bertanya.
Ternyata Spore Zoo kecil (kalo dibandingkan TSI hehe) tapi memang tempatnya nyaman banget, bersih dan sangat memanjakan pengunjung. Kami membeli paket yang termasuk 1X tram + tiket masuk seharga $20. Hanya butuh waktu sekitar 3 jam saja kami sudah selesai mengelilingi zoo. Dari satu tempat ke tempat lain sebenarnya bisa dilakukan dengan jalan kaki dan banyak sekali tempat istirahat yang dapat digunakan apabila kita ingin istirahat, tempatnya adem karena dilengkapi dengan AC. Atau ya menggunakan tram tadi yang berhenti di tempat-tempat tertentu. Ada juga atraksi memberi makan hewan, standar kebun binatang deh. Jam 11 siang kami kembali berkumpul di halte bus di depan zoo, kami akan menggunakan rute yang sama dengan rute kedatangan. Tapi kali ini hanya setelah Ang Mo Kio kami berpisah karena berbeda tujuan. Ada yang mau kembali ke Orchard, ada yang mau ke Little India dan saya bersama seorang teman memilih untuk mencoba Balon Udara di Bugis.
Kami turun di City Hall dan dari sana menumpang bus Hippo. Bersama kami ada 2 bule Belanda yang juga menuju tempat yang sama dan di dalam bus kami sempat mengobrol. Si bule menanyakan bagaimana perasaan kami terhadap bangsa Belanda mengingat penjajahan Belanda terhadap bangsa Indonesia. Si bule rupanya menyesalkan tindakan leluhurnya dulu dan mereka tidak percaya bahwa bangsa Belanda bisa sekejam itu terhadap bangsa Indonesia. He said, "I cant believe it that our people did such a terrible thing to your people." then I answered him: that was a long time ago, your great-great-great great grandfather did, not you so dont worry we don't hate you coz we're a merciful people!! Tadinya aku mau tambahin, if you're sorry would u mind paying for our balloon ride?? hahaha.
Sebenernya naik balon udara ini gak terlalu seru karena hanya naik aja setinggi 150m tapi gak terbang kemana-mana. Jadi hanya menikmati Singapore dari ketinggian aja, kalo sekarang sudah tidak ada lagi balon udara sebagai ganti-nya untuk menikmati view Singapore dari ketinggian bisa naik Singapore Flyer. Agak mahal sih, tiketnya sekitar $30 untuk dewasa. sekitar 15 menit di atas akhirnya balon pun kembali turun.
Selesai naik balon udara kami berjalan menuju Bugis Junction yang letaknya tidak terlalu jauh. Lihat-lihat di sana tapi tidak satupun ada yang dibeli sehingga akhirnya kami memutuskan untuk kembali ke hotel. Setelah istirahat menjelang makan malam akhirnya kami keluar lagi dan memutuskan untuk menyusuri Orchard Road yang belum sempat kami lakukan. Karena teman jalan saya seorang muslim akhirnya kami memutuskan untuk makan di Lucky Plaza saja karena di sana banyak resto Indonesia yang sudah pasti menyediakan makanan halal. Selesai makan, kami mulai jalan-jalan keluar masuk toko di sepanjang jalan Orchard sampai akhirnya kembali ke hotel. Hasilnya adalah 3 kaos bertuliskan Singapore seharga $10. Kami mengakhiri hari dengan istirahat karena besok kami harus bangun pagi-pagi sekali untuk kembali ke Jakarta.
Untungnya ada low cost carrier yang sekarang ini jumlahnya juga semakin bertambah sehingga keinginan saya untuk jalan-jalan menjadi lebih mudah terwujud.
Saya yakin, orang Indonesia yang belum pernah ke luar negeri pasti akan memilih Singapore sebagai tujuan. Mengapa? pertama karena letaknya yang dekat, kotanya yang modern dan kesamaan musim. Dan....yang paling penting ada banyak maskapai murah yang yang melayani rute Jakarta-Singapore bahkan ada yang 7X sehari!! Tahu dong yang mana??
Begitu juga saya! Kunjungan saya pertama saya ke luar negeri ya ke Singapore pada tanggal 7-9 Agustus 2006. Pede-nya saya, walaupun baru kali pertama pelesir ke luar negeri saya bawa rombongan 8 orang. Bak seorang travel advisor prefesional saya yang menghandle semuanya, dari mulai pemesanan tiket, hotel, menyusun budget dan itinerary. Modal saya hanya satu: tanya om google haha dan voilaa...kami pun siap berangkat.
Th 2006 karena masih harus bayar fiskal maka untuk menghemat biaya sudah pasti saya pilih jalur Batam yang hanya mengharuskan saya membayar Rp. 500 ribu untuk fiskal. Dari Jakarta saya juga naik si murah (tiket promo-nya cuma Rp. 350rb PP) dengan perbangan paling pagi. Di Batam, dengan bantuan seorang kawan yang baik hati, kami dijemput dan dibawa keliling Batam sebentar sampai makan siang baru kemudian diantar ke Batam Centre untuk menyebrang ke Singapore. Tiket Ferry hanya seharga S$15 PP ditambah port tax (Batam + HF) sebesar S$13, setelah urusan tiket selesai, kemudian membayar fiskal, melalui proses imigrasi dan boarding menunggu keberangkatan Ferry. Perjalanan dengan Ferry kurang lebih 1 jam sampai di Harbourfront.
Hari 1
Tiba di Harbourfront, rencana pertama adalah mengunjungi Sentosa Island yang letaknya berdekatan. Untungnya di Harbourfront ada penitipan koper sehingga kamipun tidak perlu repot-repot membawa koper kami, hehehe kebayang kan ribetnya kalo harus geret-geret koper. Tarifnya S$5 untuk 1 koper sampai jam 8 malam paling telat. Dengan mengunjungi Sentosa Island terlebih dahulu dapat menghemat waktu, karena kami hanya memiliki waktu 2 hari untuk jalan-jalan di Singapore dan untuk kami yang baru pertama kali ke sini huaaa mana cukup?? begitu banyak yang ingin dilihat....
Dari HF menuju Sentosa Island (waktu itu) ada 2 cara: naik orange bus atau naik cable car, kami memilih naik cable car yang terminalnya ada di gedung sebelah. Di loket tersedia paket-paket yang dapat dipilih. Dengan paket seharga S$ 59.9 kami mendapatkan 2 way cable car, sky tower, Jewel Box di Mount Faber, dan sudah termasuk transport dan tour guide! Jadi kami gak perlu ngantri bus-bus yang memang disediakan untuk keliling pulau Sentosa.
Ada kejadian lucu di sini, berbekal info dari om google paket yang sebenernya saya inginkan adalah Imbiah Surprise Package seharga hanya $55.5 tetapi ternyata tidak tertera di sana. Beda-nya lumayan $4,4X9 orang jadi $39.6! maka-nya begitu saya lihat lho kok beda ya?? kok gak ada ya? duh gimana nih...saya jelas-jelas baca dan saya print segala, jadi bingung sendiri. Akhirnya karena sudah tanggung ya udah deh beli aja paket yang ada, yang lain juga setuju aja. Ternyata oh ternyata...saya antri di loket tour operator ya terang aja yang dipajang di sana paket-paketnya dia...sebenernya bisa aja saya minta paket yang Imbiah Surprise Package, yang merupakan paket yang ditawarkan oleh Sentosa Islandnya langsung...oalah..
Setelah dari Sentosa Island, kami menuju pusat kota. Beli EZ Link seharga S$15 yang dapat dipakai untuk MRT dan Bus. Tujuan kami adalah Hotel Supreme di Kramat Rd. Hotel ini kami pilih karena paling murah untuk Orchard Area walaupun menurut kami dengan status sebagai bintang 3, hotel ini gak murah juga dibandingkan dengan apa yang didapat , gak imbang gitu..(numpang iklan: sekarang ada pilihan lain utk budget accomodation, detail lengkap bisa cek di www.sewaapartemensingapore.com). Kami harus berjalan kaki kira-kira 15 menit dari Dhoby Gaut MRT ke hotel. Keluar Plaza Singapura, berjalan ke arah kanan, melewati Istana sampai di per-empatan nyebrang dan berjalan menyusuri samping Le Meredian Hotel (sekarang Concorde Hotel) ke arah belakang lalu belok kiri, berjalan sedikit sampai deh di Hotel Supreme.
Setelah istirahat sebentar dan mandi, acara selanjutnya adalah acara bebas. Sebagian besar rombongan memilih jalan-jalan di Orchard Rd. saya dengan 2 orang teman, kami pergi mengunjungi Mustafa Centre, toko serba ada yang buka 24 jam di Little India. Karena ini tidak termasuk dalam itinerary yang saya susun jadi saya tidak mengumpulkan informasi detail. Kali ini saya mengandalkan teman saya yang sudah beberapa kali ke Singapura, kami berangkat naik taksi. Sampai di Little India kami menyempatkan makan di salah satu resto India yang ada di sana. Karena ditraktir saya lupa habis berapa hehe tapi seingat saya sih cukup murah. Setelah kenyang, kami berjalan menuju Mustafa Centre, dan memang benar-benar toko serba ada. Toko-nya besaarrr dan lengkap...semua ada dari barang elektronik, tekstil, kebutuhan sehari-hari, perhiasan, obat-obatan, de el el deh. Karena budget saya terbatas akhirnya saya hanya membeli 3 kotak Ahmad tea rasa mint, lemon dan apel, 2 lempeng plastik gantungan kunci, 1 kaos bertuliskan Singapore dan 1 buah patung merlion untuk melengkapi koleksi saya(saya mengkoleksi landmark kota/negara yang pernah saya kunjungi). Cukup lama kami menghabiskan waktu di Mustafa dan setelah membayar seluruh belanjaan kami pun keluar. Penderitaan kami dimulai, karena jam sudah menunjukan waktu pukul 9.30 malam dan kami sudah menunggu lebih dari 20 menit tapi tidak ada satupun taksi yang kosong, kalaupun ada tidak mau distop. Akhirnya kami berjalan ke arah jalan yang lebih besar dengan harapan lebih banyak taksi yang lewat. Saya menyarankan agar kami mencari statiun MRT terdekat saja, tapi teman saya tidak setuju karena dia juga gak begitu ngeh harus ke arah mana dari tempat kami menunggu taksi. Akhirnya setelah menyetop berkali-kali ada juga taksi yang mau berhenti dan mengantar kami pulang ke hotel dengan selamat. Ah...pegelll-nya hari ini.
Hari 2
Setelah sarapan seadanya, sesuai itinerary yang telah disusun, kami pergi
mengunjungi Spore Zoo. Karena ini perjalanan hemat maka kami sebisa mungkin menggunakan transportasi umum, selain untuk penghematan juga untuk memuaskan hati mencoba naik-turun MRT yang tentu-nya gak bisa ditemukan di Jakarta. Dalam perjalanan menuju Ang Mo Kio Station, kami membayangkan kalo saja KRL di Jakarta senyaman dan secepat MRT yang kami sedang naiki ini, kapan ya Jakarta punya transportasi massal yang bisa diandalkan?? Tidak sampai 20 menit kemudian, kami sudah sampai di Ang Mo Kio dan hanya dengan mengikuti petunjuk arah kami melanjutkan dengan menggunakan bus no. 138 untuk sampai di Spore Zoo. Itulah hebatnya Singapore, negara kota ini amat sangat tourist-friendly dalam hal informasi dah petunjuk arah hehe...kami bisa sampai tanpa nyasar dan tanpa bertanya.
Ternyata Spore Zoo kecil (kalo dibandingkan TSI hehe) tapi memang tempatnya nyaman banget, bersih dan sangat memanjakan pengunjung. Kami membeli paket yang termasuk 1X tram + tiket masuk seharga $20. Hanya butuh waktu sekitar 3 jam saja kami sudah selesai mengelilingi zoo. Dari satu tempat ke tempat lain sebenarnya bisa dilakukan dengan jalan kaki dan banyak sekali tempat istirahat yang dapat digunakan apabila kita ingin istirahat, tempatnya adem karena dilengkapi dengan AC. Atau ya menggunakan tram tadi yang berhenti di tempat-tempat tertentu. Ada juga atraksi memberi makan hewan, standar kebun binatang deh. Jam 11 siang kami kembali berkumpul di halte bus di depan zoo, kami akan menggunakan rute yang sama dengan rute kedatangan. Tapi kali ini hanya setelah Ang Mo Kio kami berpisah karena berbeda tujuan. Ada yang mau kembali ke Orchard, ada yang mau ke Little India dan saya bersama seorang teman memilih untuk mencoba Balon Udara di Bugis.
Kami turun di City Hall dan dari sana menumpang bus Hippo. Bersama kami ada 2 bule Belanda yang juga menuju tempat yang sama dan di dalam bus kami sempat mengobrol. Si bule menanyakan bagaimana perasaan kami terhadap bangsa Belanda mengingat penjajahan Belanda terhadap bangsa Indonesia. Si bule rupanya menyesalkan tindakan leluhurnya dulu dan mereka tidak percaya bahwa bangsa Belanda bisa sekejam itu terhadap bangsa Indonesia. He said, "I cant believe it that our people did such a terrible thing to your people." then I answered him: that was a long time ago, your great-great-great great grandfather did, not you so dont worry we don't hate you coz we're a merciful people!! Tadinya aku mau tambahin, if you're sorry would u mind paying for our balloon ride?? hahaha.
Sebenernya naik balon udara ini gak terlalu seru karena hanya naik aja setinggi 150m tapi gak terbang kemana-mana. Jadi hanya menikmati Singapore dari ketinggian aja, kalo sekarang sudah tidak ada lagi balon udara sebagai ganti-nya untuk menikmati view Singapore dari ketinggian bisa naik Singapore Flyer. Agak mahal sih, tiketnya sekitar $30 untuk dewasa. sekitar 15 menit di atas akhirnya balon pun kembali turun.
Selesai naik balon udara kami berjalan menuju Bugis Junction yang letaknya tidak terlalu jauh. Lihat-lihat di sana tapi tidak satupun ada yang dibeli sehingga akhirnya kami memutuskan untuk kembali ke hotel. Setelah istirahat menjelang makan malam akhirnya kami keluar lagi dan memutuskan untuk menyusuri Orchard Road yang belum sempat kami lakukan. Karena teman jalan saya seorang muslim akhirnya kami memutuskan untuk makan di Lucky Plaza saja karena di sana banyak resto Indonesia yang sudah pasti menyediakan makanan halal. Selesai makan, kami mulai jalan-jalan keluar masuk toko di sepanjang jalan Orchard sampai akhirnya kembali ke hotel. Hasilnya adalah 3 kaos bertuliskan Singapore seharga $10. Kami mengakhiri hari dengan istirahat karena besok kami harus bangun pagi-pagi sekali untuk kembali ke Jakarta.
No comments:
Post a Comment